Film animasi Jumbo mencatatkan sejarah baru dalam industri film tanah air. Dengan lebih dari 5 juta penonton, Jumbo bukan hanya menjadi sebuah hiburan visual, tetapi juga simbol kemajuan industri animasi Indonesia.
Di balik kualitas animasi yang memukau dan jalan cerita yang menggugah, terdapat tiga sosok kunci yang memainkan peran penting dalam keberhasilan ini, yaitu Ryan Adriandhy (Sutradara Film Animasi Jumbo), Angga Dwimas Sasongko (Founder VISINEMA), dan Anggia Kharisma (Produser VISINEMA).
Ketiganya mengusung nilai-nilai kepemimpinan modern yang disebut sebagai 5C Leadership, apa itu? Ini adalah metode kepemimpinan yang terdiri dari Clarity, Competence, Confidence, Consistency, dan Courage. Pendekatan ini menjadi tulang punggung dalam menggerakkan tim produksi, navigasi tantangan, serta menciptakan karya animasi yang bukan hanya sukses secara komersial, tapi juga bermakna secara emosional.
Baca Juga: Pengaruh Kepemimpinan Agile terhadap Kinerja Karyawan, Bisa Mendorong Inovasi!
Mengenal 5C Leadership dan Dampaknya
Berikut adalah penjelasan tentang Clarity, Competence, Confidence, Consistency, dan Courage dalam Five C’s beserta dampaknya:
1. Clarity atau Memimpin dengan Visi yang Jelas
Salah satu kekuatan utama dalam kepemimpinan adalah kemampuan menyampaikan visi yang jelas. Dalam kasus Film Animasi Jumbo, Ryan Adriandhy sebagai sutradara memiliki visi yang kuat tentang cerita, karakter, dan pesan moral film ini. Ia tidak hanya membayangkan visualisasi dunia Jumbo, tapi juga mampu mengartikulasikan visinya kepada tim animasi, penulis naskah, hingga pihak produksi.
Angga Sasongko dan Anggia Kharisma turut memperkuat visi ini melalui VISINEMA, rumah produksi yang dikenal konsisten dengan karya yang memiliki nilai sosial dan artistik. Visi mereka tidak hanya tentang membuat film sukses, tetapi juga memberdayakan talenta lokal dan memperkuat industri animasi nasional.
Dalam dunia bisnis, clarity berarti kepemimpinan harus mampu menyampaikan tujuan organisasi secara transparan dan mudah dipahami oleh seluruh tim. Karyawan yang mengerti “mengapa” mereka bekerja akan lebih termotivasi dan terlibat secara emosional dalam pencapaian tujuan perusahaan.
2. Competence atau Memahami Kekuatan Diri dan Tim
Keberhasilan Jumbo juga tak lepas dari kompetensi para pemimpinnya. Ryan membawa pengalaman dan keahlian menulis dan menyutradarai dengan pendekatan yang detail dan kreatif. Anggia, dengan kecermatannya sebagai produser, memastikan seluruh proses berjalan sesuai standar kualitas tinggi. Sementara Angga Sasongko memfasilitasi sinergi antar departemen dan menjaga kualitas brand VISINEMA.
Mereka semua mengenal kekuatan dan keterbatasan masing-masing, lalu menyusun tim yang tepat, mengalokasikan sumber daya secara efisien, serta menciptakan lingkungan kerja yang kolaboratif.
Dalam perusahaan, kompetensi tidak hanya mencakup keterampilan teknis, tetapi juga soft skills seperti komunikasi, empati, dan kemampuan problem-solving.
Oleh karena itu, organisasi perlu menerapkan competency-based training, sebuah program pelatihan yang dirancang untuk membangun keterampilan, pengetahuan, dan sikap yang relevan dengan kebutuhan bisnis dan mendukung peningkatan kinerja individu maupun tim.
3. Confidence atau Percaya pada Kemampuan untuk Mencapai Tujuan
Membuat film animasi berskala besar adalah sebuah taruhan besar, terutama di industri Indonesia yang belum memiliki banyak produksi animasi dengan kualitas setara internasional. Namun, ketiga pemimpin di balik Jumbo menunjukkan keyakinan tinggi terhadap kemampuan tim mereka.
Keyakinan ini bukan tanpa dasar. Mereka membangun sistem kerja yang kuat, proses produksi yang efisien, dan pendekatan storytelling yang matang. Mereka percaya bahwa karya anak bangsa mampu bersaing dengan animasi luar negeri dan mereka membuktikannya.
Dalam dunia kerja, rasa percaya diri yang sehat dari pemimpin akan menular ke tim. Ini adalah pondasi penting untuk membangun budaya kerja yang penuh semangat, kreatif, dan produktif. Namun, kepercayaan diri ini harus dibangun melalui pengalaman, pelatihan, dan refleksi diri—di sinilah competency-based training kembali memainkan peran penting.
4. Consistency atau Tetap Fokus pada Tujuan yang Sama
Konsistensi adalah kunci dalam menjaga kualitas dan mencapai tujuan jangka panjang. Dari tahap praproduksi hingga promosi, tim Jumbo menjaga konsistensi dalam kualitas visual, pesan cerita, dan komunikasi publik. Hal ini tidak mungkin tercapai tanpa pemimpin yang mampu menjaga arah dan ritme kerja.
VISINEMA sendiri telah lama dikenal sebagai studio yang mengutamakan konsistensi nilai: keberagaman, empati, dan kekuatan cerita. Dalam Jumbo, nilai-nilai ini ditampilkan secara konsisten, baik melalui karakter maupun konflik cerita yang dekat dengan realitas sosial.
Dalam organisasi, konsistensi pemimpin adalah fondasi dari budaya kerja yang sehat. Pemimpin yang konsisten dalam tindakan, keputusan, dan komunikasi akan membangun kepercayaan dalam tim. Ini menjadi kunci penting dalam mempertahankan produktivitas jangka panjang dan meminimalisasi konflik internal.
5. Courage atau Berani Mengambil Langkah Berisiko untuk Masa Depan
Salah satu elemen paling menonjol dari kepemimpinan dibalik layar Film Animasi Jumbo adalah keberanian. Ketiganya mengambil risiko besar: memproduksi film animasi di pasar yang belum sepenuhnya mapan, mengangkat cerita dengan muatan emosional yang kompleks, dan mengandalkan tim lokal dalam eksekusi teknis tingkat tinggi.
Namun, keberanian mereka tidak membabi buta. Risiko yang mereka ambil adalah hasil dari analisis, pengalaman, dan kepercayaan pada kemampuan tim. Hasilnya? Lebih dari 5 juta penonton dan reputasi sebagai tonggak baru dalam industri animasi Indonesia.
Dalam organisasi, keberanian sangat penting untuk inovasi. Pemimpin perlu berani mencoba pendekatan baru, berinvestasi pada teknologi atau metode kerja yang belum umum, dan menerima kemungkinan kegagalan sebagai bagian dari proses belajar.
Baca Juga: Ini Cara Menjadi Pemimpin yang Baik: Belajar Membangun Kepercayaan dan Empati
5C Leadership & Competency-Based Training Menghubungkan Dua Pilar Kinerja Organisasi
Apa yang dilakukan oleh Ryan, Angga, dan Anggia sesungguhnya adalah bentuk nyata dari penerapan 5C Leadership dalam konteks proyek besar. Namun, kepemimpinan seperti ini tidak muncul secara tiba-tiba. Dibutuhkan proses pengembangan yang sistematis dan berkelanjutan.
Di sinilah competency-based training menjadi sangat relevan. Program ini tidak hanya membekali individu dengan keterampilan teknis, tetapi juga menumbuhkan karakter kepemimpinan yang adaptif dan visioner.
Mengapa Competency-Based Training Penting?
- Terfokus pada Tujuan Organisasi. Pelatihan ini tidak sekadar menambah pengetahuan, tapi diarahkan untuk mendukung tujuan strategis perusahaan.
- Menggabungkan Berbagai Metode Pembelajaran. Mengkombinasikan pembelajaran formal, coaching & mentoring, serta pengalaman langsung melalui proyek nyata, yang sejalan dengan proses produksi.
- Mengembangkan Kinerja Jangka Panjang.(Berbatas Waktu): Fokusnya adalah pada pembangunan kapabilitas jangka panjang, bukan hanya menyelesaikan tugas jangka pendek.
Jangan hanya mengagumi kepemimpinan inspiratif dalam dunia film. Terapkan prinsip-prinsip ini di tempat kerja Anda melalui program competency-based training dari Karier.mu. Temukan solusi pelatihan yang dirancang sesuai dengan kebutuhan bisnis Anda dan dorong tim Anda menuju performa terbaik degan mengunjungi Program Pelatihan dari Karier.mu
Kesuksesan Jumbo adalah bukti nyata bahwa kepemimpinan yang kuat, strategis, dan berkarakter dapat membawa perubahan besar, bukan hanya dalam proyek, tetapi juga dalam industri secara keseluruhan. Melalui 5C Leadership: Clarity, Competence, Confidence, Consistency, dan Courage, para pemimpin di balik layar berhasil menciptakan sesuatu yang berdampak luas. -RDRP-