Sudah nonton drama Korea Resident Playbook? Serial ini bukan cuma menyajikan kisah kehidupan dokter muda yang penuh dinamika, tapi juga jadi cermin nyata tentang bagaimana kerja tim sebenarnya berlangsung. Setiap karakter punya cara berpikir, bereaksi, dan menunjukkan antusiasme yang berbeda, mirip seperti rekan kerja kita di kantor.
Di dunia kerja, level antusiasme setiap orang memang tidak sama. Ada yang terlalu tenang sampai tampak pasif, ada yang begitu semangat sampai kadang bikin tim ikut stres. Namun, justru keberagaman inilah yang membuat dinamika tim jadi menarik.
Mengenal Karakter Orang yang Berbeda-Beda
Resident Playbook adalah drama Korea tentang para dokter muda yang menjalani masa residensi di rumah sakit besar. Serial ini menampilkan perjuangan mereka menyeimbangkan kehidupan profesional dan personal, sambil menghadapi tekanan, kegagalan, serta pencarian jati diri. Tiap tokoh punya latar belakang dan kepribadian berbeda, membuat cerita terasa sangat nyata dan relatable bagi siapa pun yang pernah bekerja dalam tim.
Mari kita bahas empat karakter utama dari Resident Playbook yang bisa mewakili berbagai tipe antusiasme di dunia kerja:
1. Kim Sa-bi: Logis dan Kalem, tapi Kurang Ekspresif
Kim Sa-bi termasuk tipe dengan antusiasme yang terlalu rendah. Ia sangat logis dan tenang, tapi minim ekspresi serta kurang peka terhadap dinamika sosial di sekitarnya. Dalam dunia kerja, orang seperti ini sebenarnya sangat aktif dan berpikir cepat, namun kerap disalahpahami sebagai tidak peduli karena caranya berkomunikasi cenderung datar dan minim ekspresi emosional.
Baca Juga: Mengenal Quiet Quitting, Dampak hingga Faktor Pemicunya
2. Oh Yi-young: Tenang di Permukaan, Tahan Tekanan
Berbeda tipis dengan Kim Sa-bi, Oh Yi-young adalah tipe dengan antusiasme rendah, namun punya ketahanan mental luar biasa. Meski tampak datar, dia tetap belajar bahkan di bawah tekanan. Karakter seperti ini sering dianggap dingin, padahal justru sangat stabil dan bisa jadi penyeimbang tim.
3. Um Jae-il: Positif, Aktif, Siap Support
Um Jae-il adalah contoh dari karyawan dengan antusiasme tinggi. Enerjik, penuh inisiatif, dan selalu mendukung rekan-rekan kerjanya. Ia membuat suasana kerja jadi menyenangkan. Namun, sisi lemahnya: kadang terlalu impulsif dalam mengambil keputusan.
4. Pyo Nam-kyung: Overexcited Tapi Punya Hati
Pyo Nam-kyung punya antusiasme yang terlalu tinggi. Ia perfeksionis, sangat teliti, dan penuh semangat. Sifatnya ini membuat orang lain mudah percaya padanya. Tapi karena terlalu bersemangat, ia juga bisa menciptakan kepanikan sendiri.
Pemimpin yang Adaptif untuk Mengatasi Karakter Karyawan yang Berbeda-Beda
Setiap karakter membutuhkan pendekatan berbeda. Itulah sebabnya pemimpin tim harus mampu mengadaptasi gaya kepemimpinan berdasarkan karakter anggota tim. Salah satu pendekatannya adalah dengan coaching 1-on-1, agar bisa menggali tujuan pribadi setiap anggota dan membuatnya selaras dengan visi tim.
Berikut penjelasan bagaimana cara melakukan coaching yang efektif berdasarkan empat tipe karyawan yang terinspirasi dari karakter di Resident Playbook:
1. Kim Sa-bi – Logis dan Kalem, tapi Kurang Ekspresif
Karakteristik utama: logis, tenang, cenderung pendiam, minim ekspresi, dan kurang peka sosial.
Pendekatan coaching:
- Gunakan data dan logika saat memberikan masukan. Tipe ini lebih menerima argumen rasional daripada pendekatan emosional.
- Berikan pertanyaan terbuka yang memancing pemikiran dan refleksi, seperti: “Apa analisismu terhadap proyek ini?” atau “Menurutmu, apa pendekatan terbaik untuk menyelesaikan tantangan ini?”
- Beri ruang untuk berpikir. Hindari intervensi terlalu cepat. Tipe ini butuh waktu untuk merespons dengan matang.
- Dorong komunikasi aktif tanpa memaksa. Misalnya: “Aku tahu kamu punya ide bagus, aku ingin mendengarnya.”
- Tingkatkan kesadaran sosial secara perlahan, misalnya dengan feedback positif tentang kerja tim: “Ketika kamu menyampaikan idemu kemarin, tim jadi lebih paham. Itu membantu.”
Baca Juga: In-House Training Vs Customized Training, Mana yang Lebih Efektif?
2. Oh Yi-young – Tenang di Permukaan, Tahan Tekanan
Karakteristik utama: antusiasme rendah, tahan tekanan, sangat stabil, terlihat dingin tapi pekerja keras.
Pendekatan coaching:
- Hargai kestabilan nya, dan gunakan itu sebagai kekuatan: “Tim sangat terbantu dengan ketenanganmu saat ada masalah.”
- Berikan tantangan bertahap untuk mengembangkan potensi, misalnya peran pemimpin proyek kecil.
- Bangun kepercayaan secara personal, bukan sekadar profesional. Tipe ini akan lebih terbuka jika sudah merasa nyaman.
- Gunakan pendekatan reflektif, ajak dia merefleksikan proses belajar di bawah tekanan: “Apa yang membuat kamu tetap fokus di tengah tekanan proyek kemarin?”
- Hindari memaksa dia tampil menonjol, tetapi beri panggung kecil untuk menunjukkan kontribusinya secara alami.
3. Um Jae-il – Positif, Aktif, Siap Support
Karakteristik utama: sangat antusias, enerjik, suportif, tapi kadang impulsif.
Pendekatan coaching:
- Puji antusiasme dan energi positifnya, karena itu aset besar: “Energi kamu sangat menular ke tim, terima kasih!”
- Bantu mengembangkan keterampilan berpikir strategis, agar keputusan tidak hanya berdasarkan semangat sesaat. Gunakan pertanyaan seperti: “Apa langkah cadanganmu kalau rencana ini tidak berjalan sesuai harapan?”
- Latih kontrol emosi dan pengambilan keputusan, mungkin melalui simulasi atau studi kasus.
- Libatkan dia dalam mentoring atau kegiatan sosial kantor, karena dia suka berinteraksi dan mendukung orang lain.
- Tetapkan batas waktu untuk refleksi, agar dia tidak langsung bertindak tanpa berpikir panjang.
Baca Juga: Mengenal 5C Leadership di Balik Kesuksesan Film Animasi Jumbo
4. Pyo Nam-kyung – Overexcited Tapi Punya Hati
Karakteristik utama: sangat antusias, perfeksionis, teliti, mudah dipercaya, tapi bisa menularkan kepanikan.
Pendekatan coaching:
- Akui kualitas detail dan semangatnya, tapi bantu dia mengelola ekspektasi: “Standar tinggi kamu luar biasa, tapi ingat kita kerja sebagai tim, jadi kompromi juga penting.”
- Latih teknik manajemen stres dan regulasi emosi, agar tidak menularkan rasa panik ke tim.
- Ajarkan cara mengatur prioritas, karena perfeksionis sering kali ingin semua sempurna.
- Gunakan visualisasi atau to-do list bersama, agar dia bisa melihat kemajuan tanpa merasa harus menyelesaikan semuanya sekaligus.
- Dukung empatinya, karena ia “punya hati”. Libatkan dia dalam peran yang membutuhkan kepedulian, misalnya menyambut karyawan baru.
Yuk, ikuti pelatihan terstruktur untuk individu maupun karyawan. Kujungi website untuk tahu informasi selengkapnya.-RDRP-