Daftar Isi

7 Kesalahan Umum dalam Training Karyawan dan Cara Menghindarinya

7 Kesalahan Umum dalam Training Karyawan dan Cara Menghindarinya

Corporate training atau pelatihan karyawan perusahaan adalah proses pembelajaran yang dirancang untuk meningkatkan keterampilan, pengetahuan, dan kompetensi karyawan dalam suatu organisasi. Training karyawan bertujuan untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi, serta kualitas kerja individu maupun tim.

Dalam dunia bisnis yang semakin kompetitif, perusahaan harus terus beradaptasi dengan perkembangan industri. Salah satu cara terbaik untuk tetap unggul adalah dengan memberikan pelatihan yang relevan kepada karyawan. 

Manfaat corporate training tidak hanya dirasakan oleh individu yang mengikuti pelatihan, tetapi juga oleh perusahaan secara keseluruhan. Beberapa manfaat utama corporate training meliputi:

  • Peningkatan keterampilan karyawan, sehingga mereka lebih siap menghadapi tantangan kerja.
  • Meningkatkan produktivitas dan efisiensi, karena karyawan dapat bekerja dengan lebih baik setelah mendapatkan pelatihan yang sesuai.
  • Meningkatkan retensi karyawan, karena perusahaan yang peduli terhadap pengembangan karyawannya cenderung memiliki tingkat turnover yang lebih rendah.
  • Meningkatkan daya saing perusahaan, dengan memiliki tim yang terampil dan berpengetahuan luas.

Kesalahan Umum dalam Corporate Training Karyawan

Meskipun corporate training memiliki banyak manfaat, masih banyak perusahaan yang melakukan kesalahan dalam perencanaannya, sehingga hasilnya kurang optimal. Berikut adalah beberapa kesalahan umum dalam corporate training serta cara menghindarinya.

1. Tidak Menyesuaikan Pelatihan dengan Kebutuhan Perusahaan

Salah satu kesalahan terbesar dalam corporate training adalah tidak menyesuaikan program pelatihan dengan kebutuhan spesifik perusahaan. Banyak perusahaan memilih program pelatihan secara general atau mengikuti tren tanpa menganalisis apakah materi tersebut benar-benar relevan dengan tantangan yang dihadapi oleh karyawan.

Akibatnya, karyawan mungkin merasa pelatihan tidak bermanfaat, atau bahkan tidak dapat mengaplikasikan materi yang telah dipelajari dalam pekerjaan sehari-hari.

Cara menghindari kesalahannya adalah:

  • Lakukan analisis kebutuhan pelatihan (Training Needs Analysis – TNA) sebelum menyusun program.
  • Libatkan manajer dan karyawan dalam proses perencanaan untuk memahami kebutuhan spesifik mereka.
  • Pastikan materi pelatihan benar-benar berkontribusi terhadap pencapaian tujuan bisnis perusahaan.

2. Pelatihan Terlalu Teoritis, Minim Praktik

Banyak program corporate training terlalu fokus pada teori dan kurang memberikan pengalaman praktis kepada peserta. Padahal, karyawan lebih mudah memahami dan menguasai keterampilan jika mereka diberikan kesempatan untuk langsung menerapkan apa yang telah dipelajari.

Pelatihan yang terlalu teoritis sering kali membuat peserta kehilangan minat dan sulit memahami bagaimana konsep-konsep tersebut dapat diterapkan dalam dunia kerja nyata.

Cara menghindari kesalahannya adalah:

  • Gunakan metode pembelajaran berbasis praktik, seperti role-playing, simulasi, dan studi kasus.
  • Melibatkan peserta dalam diskusi interaktif dan sesi problem-solving yang relevan dengan pekerjaan mereka.
  • Terapkan konsep 70:20:10, di mana 70% pembelajaran berasal dari pengalaman langsung, 20% dari interaksi dengan mentor, dan 10% dari teori.

Baca Juga: Pelatihan Karyawan Tetap Top, Biaya Tetap Hemat Bareng LMS Karier.mu

3. Tidak Ada Follow-Up Setelah Pelatihan

Kesalahan lain yang sering terjadi adalah kurangnya tindak lanjut setelah pelatihan selesai. Banyak perusahaan menganggap bahwa proses pembelajaran berhenti setelah sesi pelatihan berakhir. Padahal, tanpa adanya follow-up, karyawan bisa saja lupa dengan apa yang telah dipelajari atau kesulitan dalam menerapkan pengetahuan baru.

Kurangnya evaluasi juga membuat perusahaan tidak bisa mengukur efektivitas pelatihan yang telah diberikan.

Cara menghindari:

  • Buat program follow-up berupa sesi diskusi, mentoring, atau coaching untuk memastikan karyawan dapat menerapkan ilmu yang mereka peroleh.
  • Berikan tugas atau proyek yang mengharuskan peserta menerapkan keterampilan baru mereka.
  • Lakukan evaluasi berkala untuk mengukur dampak pelatihan terhadap kinerja karyawan.

4. Memilih Metode Pelatihan yang Kurang Efektif

Setiap karyawan memiliki gaya belajar yang berbeda, sehingga metode pelatihan yang digunakan harus disesuaikan agar lebih efektif. Kesalahan yang sering terjadi adalah memilih metode pelatihan yang kurang interaktif atau tidak cocok dengan kebutuhan peserta.

Misalnya, pelatihan berbasis seminar panjang tanpa interaksi bisa membuat peserta merasa bosan dan tidak fokus. Begitu juga dengan metode e-learning yang tidak didukung dengan materi yang menarik, bisa membuat peserta kehilangan motivasi untuk belajar.

Bagaimana cara menghindari kesalahan ini?

  • Gunakan metode pelatihan yang variatif, seperti blended learning (kombinasi online dan offline), gamifikasi, atau pelatihan berbasis proyek.
  • Sesuaikan metode pembelajaran dengan gaya belajar peserta (visual, auditori, kinestetik).
  • Pastikan materi disampaikan dengan cara yang menarik dan mudah dipahami.

Baca Juga: Pentingnya Pengembangan dan Peningkatan Kompetensi dalam Bekerja, Catat!

5. Kurangnya Keterlibatan Manajemen dalam Program Pelatihan

Manajemen perusahaan seringkali hanya melihat corporate training sebagai tanggung jawab departemen HR atau Learning & Development (L&D). Akibatnya, program pelatihan dijalankan tanpa adanya dukungan nyata dari para pemimpin perusahaan.

Ketika manajemen tidak terlibat, karyawan cenderung melihat pelatihan sebagai sesuatu yang tidak penting, sehingga motivasi mereka untuk belajar pun menurun.

Cara menghindarinya adalah dengan:

  • Pastikan manajemen memberikan dukungan aktif, misalnya dengan menghadiri sesi pelatihan atau memberikan feedback kepada peserta.
  • Dorong para pemimpin untuk menjadi mentor atau coach bagi karyawan yang sedang menjalani pelatihan.
  • Jadikan pelatihan sebagai bagian dari strategi bisnis, bukan hanya sekadar program tahunan.

6. Mengabaikan Soft Skills dalam Pelatihan

Banyak perusahaan hanya berfokus pada pelatihan teknis dan mengabaikan pengembangan soft skills seperti komunikasi, kepemimpinan, kerja tim, dan manajemen waktu. Padahal, keterampilan ini sangat penting dalam meningkatkan efektivitas kerja dan membangun budaya kerja yang positif.

Cara menghindarinya adalah dengan:

  • Kombinasikan pelatihan teknis dengan pengembangan soft skills.
  • Berikan pelatihan dalam bentuk workshop interaktif yang mendorong peserta untuk berlatih keterampilan interpersonal mereka.
  • Fokus pada peningkatan keterampilan komunikasi, kepemimpinan, dan problem-solving sebagai bagian dari corporate training.

Baca Juga: Pentingnya Meningkatkan Digital Skill Bagi Karyawan Perusahaan

7. Tidak Mengukur ROI (Return on Investment) dari Pelatihan

Banyak perusahaan menghabiskan anggaran besar untuk pelatihan tanpa mengukur dampaknya terhadap kinerja karyawan dan bisnis. Jika efektivitas pelatihan tidak diukur, perusahaan tidak dapat menentukan apakah investasi dalam pelatihan telah memberikan hasil yang sesuai.

Cara menghindarinya:

  • Gunakan metode evaluasi seperti Kirkpatrick Model untuk mengukur efektivitas pelatihan dalam berbagai aspek.
  • Analisis peningkatan kinerja karyawan setelah pelatihan dengan menggunakan KPI yang relevan.
  • Kumpulkan umpan balik dari peserta dan manajer untuk mengetahui apakah pelatihan benar-benar memberikan manfaat nyata.

Corporate training yang efektif bukan sekadar memberikan materi kepada karyawan, tetapi juga memastikan bahwa pelatihan tersebut benar-benar relevan, interaktif, dan berkelanjutan. 

Dengan menghindari lima kesalahan umum di atas, perusahaan dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia mereka dan mencapai hasil bisnis yang lebih optimal.Diskusikan strategi pelatihan terbaik dengan tim Karier.mu for Business sekarang juga!  -RDRP-

Bagikan

Subscribe to the Karier.mu Blog

Stay connected with Karier.mu and receive new blog posts in your inbox.

Bagikan

Artikel Lainnya